Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Hosting Unlimited Indonesia

Iklan

Hosting Unlimited Indonesia

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Bantuan Hari Raya Jadi Trending Topik Di Beberapa Pangkalan Ojol

Selasa, 11 Maret 2025 | Maret 11, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-03-12T03:49:13Z


KLATEN-mediajatengindonesia.com-
Ada suasana berbeda yang tidak biasa disetiap Bc-Bc (Basecamp) maupun pangkalan ojol di beberapa tempat, semenjak Presiden Prabowo Subianto mengumumkan terkait Bonus Hari Raya (BHR) untuk ojol dan kurir online pada beberapa hari yang lalu, terlihat saat ini para ojol sudah mulai ramai memperbincangkan terkait kemungkinan dan besaran BHR yang mungkin akan turun pada tahun 2025 ini. Begitupun suasana yang terjadi di salah satu Bc Ojol di Daerah Delanggu, dan beberapa Bc pangkalan ojol lainnya di sekitar (12/03/2025).

Terlebih setelah ada tayangan konferensi pers pada Selasa malam di Jakarta, dimana Kementrian Ketenagakerjaan (Kemenaker) telah menerbitkan Surat Edaran (SE) Mentri Ketenagakerjaan Nomor M/3/HK.04.00/III/2025 tentang Pemberian Bonus Hari Raya (BHR) Keagamaan tahun 2025 bagi pengemudi dan kurir layanan angkutan berbasis aplikasi. Dalam Surat Edaran tersebut Aplikator di himbau untuk memberikan BHR 20% pendapatan rata-rata para pengemudi atau kurir online aktif. 

Dimana pada Konferensi pers tersebut Yassierli mengatakan "SE ini adalah titik temu dan ada komitmen dari perusahaan aplikasi ya untuk membayarkannya. Jadi, kami tidak mengkhawatirkan itu," paparnya di kantor kementrian ketenagakerjaan Jakarta.

Hal tersebut sontak mendapat beragam tanggapan dari beberapa driver ojek online yang sedang mangkal di Basecamp pangkalan ojol Delanggu, Klaten. 

Marjoko salah seorang driver ojol mengatakan "Ini kok mendadak semua menjadi, seperti yang paling membahas terkait persoalan BHR ini ya, dan berandai andai serta berkhayal terkait besaran BHR yang akan diterima. Hal ini tentunya sangat kontras dengan suasana ketika pada masa-masa awal ketika wacana tersebut mulai terlontar, kemudian dibarengi dengan wacana-wacana aksi guna turun kejalan dan menuntut perihal BHR tersebut, maupun kebijakan-kebijakan terkait regulasi dan tarif ojol. Kala itu tak ada satupun yang merespon dan cenderung pesimis akan wacana tersebut bisa terealisasi, sebab seperti diketahui bersama, bahwa status kemitraan yang ada pada ojol dan kurir online sangatlah lemah posisinya dalam hal ini, karena definisi mitra, pekerja maupun karyawan masih abu-abu selama ini, jadi karena tidak adanya payung hukum yang jelas dan juga status kemitraan yang masih tanda tanya, maka sangatlah tipis peluang guna wacana tersebut bisa di dengar oleh pemerintah, karenanya tidak ada respon maupun follow up lebih lanjut dari beberapa rekan saat itu, baik di Delanggu sendiri maupun juga di beberapa Daerah lainnya, jangankan ikut turun aksi, sebatas mematikan aplikasi pun enggan kala terjadi aksi turun kejalan saat itu, namun situasi ini kemudian berbalik 360 derajat ketika Wamenaker dan Presiden dalam hal ini Pemerintah ternyata memberikan respon yang berbeda, serta memberikan perhatian khusus pada persoalan yang sedang dialami oleh rekan-rekan ojek online dan kurir online. Maka serentak saat ini di Bc-Bc maupun pangkalan ojek online seolah menjadi trending topik dan terus di bahas bahkan dipantau serta di perdebatkan." papar Joko sembari terkekeh.

Lebih lanjut dikatakan "Media-media online juga mulai di update, disimak beritanya satu persatu, seolah tak mau terlewat perkembangan terbaru terkait adanya BHR tersebut. Bagi beberapa rekan ojek online militan yang notabene sedari awal sudah ikut memikirkan dan bahkan ikut terlibat dalam pergumulan membahas persoalan tersebut, tentu ini menjadi sebuah pemandangan yang lucu, dan miris, sebab disaat berjuang tidak ada yang merespon, melainkan ketika sudah ada hasil, semua ikut bersorak dan seolah olah ikut ambil bagian dan peranan menjadi salah satu tokoh pahlawan kesiangan. Karenanya disamping agak janggal, hal ini juga menjadi sebuah bahan guna evaluasi bersama kedepan, dimana ketika ada seruan perjuangan maupun tanda-tanda adanya sebuah pergerakan, semestinya para rekan driver ojol dan kurir online ini bisa lebih peka, dan sensitif atau bahkan mungkin ikut terlibat dalam pergumulan wacana dan pembahasan, sehingga tidak serta merta kemudian menjadi sesuatu yang janggal dan euphoria buta, karena ada kesan tidak ikut berjuang namun ikut merasakan hasilnya, dan teriak-teriak seolah pingin didengar paling depan, tentu ini tidak fair bagi sebagian driver lain yang memang berjuang dan bertaruh segalanya, serta lebih janggal lagi ketika kita menyaksikan berita di televisi, dimana para rekan driver ojol yang bertemu dengan presiden saat itu, sepertinya justru malah bukan mereka yang berjuang dan teriak-teriak dijalan ketika aksi, maka ini kan jadi lucu, kemudian juga menimbulkan sebuah pertanyaan besar, ada apa sebenarnya dibalik apa yang saat ini kita saksikan bersama." jelasnya.

Namun begitu "Tentu selalu ada sebuah hikmah dari sebuah peristiwa maupun pengalaman, seperti halnya yang saat ini terjadi, dimana hampir 10 tahun berselang baru tahun ini ada kebijakan terkait BHR ojol dan kurir online ini, tentu hal tersebut adalah sebuah pencapaian awal yang bagus, untuk kemudian bisa berlanjut pada persoalan-persoalan lainnya terkait ojol yang lebih mendasar. Dan memang kita harus angkat topi salut ketika perjuangan rekan-rekan driver ojol selama sekian tahun lamanya, kini mulai menampakkan hasil, terlepas dari nantinya apakah benar akan turun atau tidak BHR tersebut, setidaknya dalam hal ini Pemerintah juga telah ikut ambil bagian dalam menyikapi persoalan warganya yang telah berkontribusi besar dalam hal transportasi dan logistik. Memang sudah seharusnya Pemerintah hadir guna ikut menyelesaikan carut marut dunia ojek online ini." terangnya.

"Bahkan bukan saja pada payung hukum yang semestinya ada, pun juga terkait regulasi dan sanksi bagi para penyelenggara aplikasi online tersebut, agar kiranya sekian banyak warga negara ini tidak menjadi bahan ekploitasi dan hanya menguntungkan bagi segelintir pihak." ujarnya.

"Kemudian dari apa yang selama ini telah diperjuangkan bersama rekan-rekan komunitas ojol dan serikat maupun federasi dan lainnya, dalam upaya pemberian BHR ini semoga bisa menjadi pintu masuk, dan awal dari perubahan-perubahan serta perbaikan mendasar lainnya di kemudian hari, tentunya tanpa mengurangi rasa hormat pada perjuangan segenap rekan driver ojek online dan kurir online dimanapun berada, semoga semangat kebersamaan dan saling support pergerakan antar satu dan komunitas lainnya tetap terus terjaga, demi ojol yang lebih baik kedepannya." pungkas Marjoko.

Terpisah saat ini beberapa rekan ojol dari berbagai Daerah, memang masih memantau dan mengawal kebijakan yang dikeluarkan Pemerintah tersebut, sembari terus mengupas dan mengkaji terkait draft regulasi dan payung hukum ojek online yang selama ini masih abu-abu. Selanjutnya dari beragam peristiwa dan semua kejadian yang berlangsung, semoga bisa menjadi bahan evaluasi dan sarana guna bisa makin mempersolid persatuan dan persaudaraan antar driver ojek online baik roda dua maupun roda empat, beserta kurir online. Semoga disegerakan apa yang memang sudah menjadi hak dari driver-driver online tersebut.

( Pitut Saputra )
×
Berita Terbaru Update